Friday, February 20, 2015

LAPORAN DASAR-DASAR ILMU TANAH (pH TANAH)



LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH
(pH TANAH)





OLEH :



NAMA                       :
NIM                            :
KELOMPOK            :
KELAS                      :

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANIDDIN
2014


I.     PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan  dan produksi optimal dari tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah. pH yang dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan anatomi dan fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah agar sesuai kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada penghambat yang disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam-basa dan garamnya.
pH tanah sangat penting bagi tanaman dalam menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun yang dapat mempengaruhi aktivitas organisme. Tanah-tanah masam umumnya dijumpai pada daerah beriklim basah. Dalam tanah tersebut konsentrasi ion H+ melebihi konsentrasi ion OH-. Tanah ini mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar. Akibatnya, reaksi basa dengan tanahnya hanya mengandung sedikit Al, Fe, dan Mn yang terlarut.
Penentuan pH dapat ditentukan baik dilapangan atau di Laboratorium. Hal ini perlu diketahui karena pH tanah merupakan gambaran diagnosis dari nilai yang khusus. Reaksi tanah yang penting karena dengan mengetahui pH maka dapat pula diketahui apa yang akan diberikan pada atanaman, baik pupuk maupun bahan organik lainnya serta jumlah kadar air untuk pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum reaksi tanah untuk mengetahui tingkat kemasaman tanah yang berkaitan erat dengan pH tanah yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.



1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pH tanah adalah untuk mengetahui nilai pH dan tingkat kemasaman tanah disetiap lapisan pada tanah Ultisol dengan menggunakan kertas pH.
Kegunaan praktikum pH tanah adalah sebagai bahan informasi untuk mengetahui nilai pH pada setiap lapisan tanah dan juga bagaimana mengatasi tanah yang memiliki pH rendah dan pH tinggi.


II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Tanah
Reaksi tanah adalah salah satu sifat kimia tanah yang melingkupi berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang status atau keadaan kimia yang terkandung di dalam tanah dan merupakan faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis pada pertumbuhan tanaman. Bila keadaan kimia tanah dalam proses biologis yang terganggu maka biasanya ditunjukkan dengan reaksi atau pH yang ekstrim (Pairunan dkk, 1985).
Sumber kemasaman tanah dalam kandungan bahan-bahan organik dan anorganik. Ionisasi asam menghasilkan ion H+yang bebas dalam larutan tanah. Sumber lain dari kemasaman tanah adalah H+dan Al3+ yang dapat ditukar dengan koloid tanah. Kemampuan suatu tanah dalam mempertahankan pH dari perubahan karena terjadinya penambahan Alkalisatau masam biasa dinamakan sebagai daya sanggah pada tanah (Hadjowigeno, 1987).
Kemasaman suatu tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ yang terdapat di dalam tanah dan berada pada kesetimbangan  dengan ion H+yang terjerap. Kemasaman tanah merupakan suatu sifat yang penting sebab terdapat hubungan antara pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga terdapatnya hubungan antara  pH tanah dengan proses pertumbuhan (Foth, 1989).


Kisaran suatu pH yang terdapat dalam tanah dapat dibatasi dengan dua elekstin. Kisaran pH untuk tanah mineral biasanya terdapat diantara 3,5 – 10,0. kebanyakan toleransi tanah pada pH yang ekstrim atau tinggi, asalkan dalam tanah tersebut tersedia banyak unsur-unsur hara yang cukup untuk kesuburan tanah sehingga kadar untuk kemasaman tadi dapat seimbang (Hakim, 1985).
Kemasaman atau pH tanah yang tinggi biasanya mengakibatkan terjadinya kerusakan atau terhambatnya pertumbuhan akar pada tanaman. Pengaruh tidak langsung ketidakstabilan pada pH tanah, mengakibatkan keracunan pada tanaman (Hakim, 1985).
Tanah yang terlalu masam, dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedangkan pH tanah yang terlalu alkalis atau mempunyai nilai pH yang tinggi dapat diturunkan dengan cara menambahkan belerang atau dengan cara pemupukan pada tanah (Hadjowigeno, 1987).


III.              BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Reaksi Tanah (pH tanah) dilakukan di Ex-farm,Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar.Pada tanggal 25 Oktober 2014.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum pengamatan profil tanah adalah botol roll fil, dan kertas pH.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Reaksi Tanah (pH Tanah) yaitu sampel tanah Ultisol dan sampel tanah terganggu lapisan I,II dan III serta aquadest.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun metode percobaan pada Reaksi Tanah (pH Tanah) adalah:
1.      Mengambil sampel tanah halus Lapisan I, II dan IIIUltisol kemudian dimasukkan kedalam tempat roll fil dan menambahkan air suling (aquadest) secukupnya.
2.      Mengocok selama 15 menit kemudian mengukurnya dengan menggunakan kertas pH.



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada tanah dalam I, II, III dan tanah dangkal I, II pada tanah alfisol, maka diperoleh hasil sebagai berikut,
Tabel: Hasil Pengamatan Nilai pH Tanah dalam lapisan I , II, III
Lapisan
pH
Kriteria
I
II
III
5

Agak masam
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2014




4.2 Pembahasan
Pada table I tanah dalam dapat dilihat nilai pH pada lapisan I kandungan pHnya adalah 5, hal ini menunjukan bahwa tanah  pada lapisan I memiliki sifat agak masam. Tanah tersebut termasuk tanah yang berkriteria tanah agak masam hal ini berdasarkan pendapat  Kartasapoetra (1991), yang mengemukakan bahwa tanah dikatakan masam jika pH-nya lebih kecil dari 7 dan dikatakan basa jika nilai pH-nya lebih besar dari 7. hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh banyaknya kandungan air didalan tanah tersebut sehingga kandungan basa dalam tanah tercuci dan mengakibatkan tanah tersebut menjadi masam.Tanah yang terlalu masam, dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedangkan pH tanah yang terlalu alkalis atau mempunyai nilai pH yang tinggi dapat diturunkan dengan cara menambahkan belerang atau dengan cara pemupukan pada tanah (Hadjowigeno, 1987).










V.                KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
§  Tanah Ultisol lapisan I memiliki nilai pH 5 dengan kriteria agak masam
§  Faktor-faktor yang mempegaruhi reaksi tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel dan macam kation yang terjerap.
5.2Saran
Agar pada praktikum selanjutnya bisa berjalan lebih lancar maka alat-alat sebaiknya saran dalam Lab. Bisa dimaksimalkan agar tidak terlalu membuat praktikan menjadi jenuh.













DAFTAR PUSTAKA
Buckman H.O dan N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bharata Karya
Aksara. Jakarta
Foth, Henry. D,. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Hardjowigeno. S. 2003.  Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
Munir, M. 1983. Geografi, Pekembangan Tanah di Indonesia Fakultas Pasca
Sarjana IPB. Bogor.
                           . 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia Pustaka Jaya.
 Jakarta.
Pairunan, A.K, J.L. Namera Arifin, S. Samosir R tangkai sari, J. R Lalpua
 B.Ibrahim, H. Asamadi. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
 BKS PTN Intim, Makassar

Sutanto, Rachman. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Kanisius.
 Yogyakarta


0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

lihat juga