Dasar-dasar Pengelolaan Perikanan
Ikan Tuna (Thunnus sp.)
NAMA :
NIM :
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Potensi perikanan laut Indonesia yang terdiri atas potensi perikanan pelagis dan demersal tersebar pada hampir semua bagian perairan laut Indonesia seperti pada perairan laut teritorial, nusantara dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Ikan Pelagis adalah kelompok Ikan yang berada pada lapisan permukaan hingga kolom air. Ciri utama ikan pelagis, adalah, dalam beraktivitas selalu membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya (Burhanuddin, 1984).
Ikan pelagis berdasarkan ukurannya dapat dibagi menjadi dua. Pertama, ikan pelagis besar, misalnya jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, dll. Kedua, ikan pelagis kecil, misalnya ikan layang, teri, kembung, dll.
Kebanyakan negara maju saat ini, ikan telah sebagai suatu komoditi yang populer karena eksotik, memiliki rasa yang enak, ringan, dan bagus untuk kesehatan. Ikan merupakan sumber asam lemak tak jenuh, dan asam lemak omega -3, terutama untuk jenis ikan seperti tuna, tongkol, kembung dan lemuru, Hal itulah yang mendasari penulisan laporan ini yang berjudul “Ikan Tuna”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan ini yakni :
1. Deskripsi Jenis ikan pelagis, yaitu Ikan Tuna (Thunnus sp) ?
2. Dimana habitat ikan tuna (Thunnus sp) ?
3. Bagaimana cara pengelolaan Ikan Tuna (Thunnus sp) ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini yakni untuk mengetahui deskripsi, habitat dan cara pengelolaan ikan tuna (Thunnus sp).
BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskripsi Ikan Tuna (Thunnus sp.)
Ikan pelagis pada umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar seperti pada gambar 2. Tujuan pemben tukan kelompok adalah sebagai upaya memudahkan mencari makan, mencari pasangan dalam memijah dan taktik untuk menghindar atau mempertahankan diri dari serangan predator. Densitas terbesar ikan pelagis di kolom perairan pada umumnya adalah pada zona epipelagis yang kedalamannya sampai sekitar (100 - 150 m). Ikan pelagis dikelompokkan ke dalam 3 sub kelompok yakni Karangid (Layang, Selar dan Sunglir), Klupeid (Teri, Japuh, Tembang, Lemuru dan Siro) dan Skombroid (Kembung).
Gambar 2. Ikan pelagis pada umumnya berenang berkelompok
Sumber: Wicaksono (2009)
Ikan Tuna adalah ikan laut yang terdiri atas beberapa spesies dari familiscombridae, terutama genus Thunnus. Tuna mempunyai beberapa spesies dengan ciri-ciri fisik yang berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh lokasi atau perairan tempat hidupnya ikan.
Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan ikan pelagis besar dan bernilai
ekonomis tinggi dan tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Menurut Saanin (1968), Ikan tuna termasuk dalam keluarga scombroidae, tubuhnya berbentuk cerutu, memiliki dua sirip punggung, memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Ikan tuna tertutup oleh sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian aas tubuhnya, adapula yang memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah (yellowfin) seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan taksonomi dari ikan tuna (Saanin, 1968) adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Teleostei
Subklas : Actinopterygi
Family : Scombroidae
Ordo : Perciformes
Sub ordo : Scombridea
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus sp.
Gambar 2. Morfologi ikan tuna (Thunnus sp.)
Sumber: Wicaksono (2009)
Tuna terdiri atas beberapa spesies diantaranya mata besar (Thunnus obesus), albakora (T. alalunga), madidihang (T. albacores), sirip biru (T. maccoyii), dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Penyebaran tuna di perairan sangat ditentukan oleh parameter suhu. Jenis madidihang dan cakalang merupakan spesies yang paling banyak tertangkap di Indonesia. Berdasarkan Food and Agryculture Organization (FAO) (2012), madidihang banyak ditemukan di bagian bawah dan di atas lapisan termokline sehingga penyebaran jenis tuna ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti di Indonesia (Wicaksono, 2009).
2. Tempat Penyebaran/Habitat Ikan Tuna
Habitat ikan tuna berada di lapisan atas dan tengah dari laut sampai kedalaman 1600 kaki atau lebih 500m. Adapun daerah penyebaran ikan tuna dilaut meliputi perairan Samudera Indonesia, Samudera Pasifik Tengah, hampir diseluruh perairan Indonesia terutama di perairan terbuka, termasuk bagian barat Sumatera, Selatan Jawa, Timur Sumatera, Laut Natuna, Selat Makassar, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Perairan Maluku. Persentase pemanfaatan ikan tuna di beberapa daerah adalah sebagai berikut:
1) Samudera Hindia : termanfaatkan 48,74 %
2) Laut Sulawesi : termanfaatkan 87,54 %
3) Laut Arafura : termanfaatkan 67,93 %
4) Laut Banda : termanfaatkan 27,95 %
5) Laut seram : termanfaatkan 35,17 %
3. Pengolahan Ikan Tuna
Ikan tuna utuh dari penangkapan atau pembelian dari pelabuhan yang diterima oleh perusahaan-perusahaan biasanya dalam keadaan utuh tanpa insang dan isi perut biasanya adalah yellowfin tuna (Thunnus albacares), bigeye tuna (Thunnus obesus), dan bluefin tuna (Thunnus macoyii) (Poernomo, 2002).
BAB III
Rangkuman
· Ikan Pelagis adalah kelompok Ikan yang berada pada lapisan permukaan hingga kolom air. Ciri utama ikan pelagis, adalah, dalam beraktivitas selalu membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk berbagai kebutuhan hidupnya.
· Salah satu jenis ikan pelagis yaitu Ikan Tuna , ikan tuna adalah ikan laut yang terdiri atas beberapa spesies dari familiscombridae, terutama genus Thunnus. Tuna mempunyai beberapa spesies dengan ciri-ciri fisik yang berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh lokasi atau perairan tempat hidupnya ikan.
· Manfaat Ikan Tuna sebagai salah satu bahan pangan memiliki kandungan gizi yang memenuhi sejumlah besar unsur kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin. 1984.Suku Scombridae: Tinjauan Mengenai Ikan Tuna, Cakalang, dan Tongkol . Lembaga Oseanologi Nasional LIPI, Jakarta.
Poernomo. 2002. Teknologi Pengolahan Ikan Jilid 1. Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Saanin H. 1968. Taksonomi dan Kuntji Indentifikasi Ikan. Bandung: Binatjipta.
Wicaksono D., 2009. Asesmen Risiko Histamin Selama Proses Pengolahan Pada Industri Tuna Loin. Skripsi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor : tidak diterbitkan.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.