LAPORAN PRAKTIK LAPANG
TINGKAH LAKU IKAN PADA BAGAN APUNG DI DESA TONYAMAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas
kehadirat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa karena hidayah-Nya laporan ini dapat
dibuat. Laporan mengenai
tingkah laku ikan pada bagan perahu yang beroperasi di kabupaten Polewali
Mandar ini dibuat sebagai hasil praktek lapang
dari matakuliah Tingkah
Laku Ikan. Adapun bahan laporan yang digunakan merupakan
hasil dari berbagai
jurnal online.
Terima kasih penulis tuturkan kepada
segala pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini, dan juga tak lupa
kepada dosen pembimbing matakuliah yang bersangkutan dan para asisten yang membimbing kami selama praktek
lapang dan pembuatan laporan ini. Penulis sadar laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran masih sangat diperlukan guna
perbaikan ke depannya.
Makassar, 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B.
Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 1
II. METODE PRAKTEK ........................................................................... 2
A.
Waktu dan Tempat Praktek............................................................. 2
B.
Alat dan Kegunaan......................................................................... 2
C.
Metode Praktek ............................................................................. 3
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN ............................................................... 4
A.
Keadaan Umum Lokasi
Penelitian ................................................... 4
B.
Deskripsi Alat Tangkap................................................................... 5
1. Kapal
bagan apung ................................................................... 5
2.
Alat Tangkap bagan apung ........................................................ 6
C.
Deskripsi alat bantu penangkapan................................................... 6
1. Lampu ...................................................................................... 6
2.
Roller ........................................................................................ 7
3. Serok ....................................................................................... 7
D.
Pengamatan Titik Pada Bagan Apung............................................. 8
E.
Teknik Pengoprasian Alat Tangkap.................................................. 9
F.
Reaksi Ikan Pada Cahaya................................................................ 10
G. Komposisi
Hasil Tangakapan.......................................................... 10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 16
A. Kesimpulan
................................................................................... 16
B.
Saran ............................................................................................ 16
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................. 17
LAMPIRAN .................................................................................... 18
DAFTAR
TABEL
Nomor
Halaman
1. Alat yang digunakan dalam praktek ...................................................... 2
2. Komposisi hasil tangkapan hauling 1..................................................... 13
3. Komposisi hasil tangkapan hauling 2 .................................................... 14
DAFTAR
GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Peta lokasi praktek
.............................................................................. 4
2. Fishing base desa tonyaman Kab.polewali ............................................ 5
3. Kapal bangan apung
............................................................................ 5
4. Bagan apung ....................................................................................... 6
5. Lampu bagan
apung ........................................................................... 7
6. Roller .................................................................................................. 7
7. Serok .................................................................................................. 8
8. Ikan di bawah lampu
............................................................................ 8
9. Ikan tembang
....................................................................................... 11
10. Urat daging Ikan tembang
................................................................... 11
11. Ikan peperek
...................................................................................... 11
12. Urat daging Ikan peperek
.................................................................... 12
13. Ikan Teri ............................................................................................. 12
14. Urat daging Ikan peperek
.................................................................... 13
DAFTAR
LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Data
Penelitian foto Hasil Tangkapan............................................... 18
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkah laku ikan adalah adaptasi
tubuh ikan terhadap pengaruh lingkungan internal dan eksternal. Yang termasuk
pengaruh lingkungan eksternal adalah oksigen, cahaya, salinitas dan faktor
lingkungan lainnya. Yang termasuk faktor internal adalah kematangan gonad dan
pertumbuhan (Baskoro, 2011).
Menurut Fujaya (2008), dengan
mengetahui tingkah laku ikan maka dapat menunjang keberhasilan teknologi
perikanan. Mislnya di bidang teknik penangkapan ikan. Dewasa ini mulai
digunakan lampu-lampu untuk mengumpulkan ikan atau light fishing. Teknik ini
ddasarkan pada tingkah laku ikan yang fotosintesis positif.
Mempelajari tingkah laku ikan sangat
penting terutama bagi penangkapan dan budidaya. Di bidang penangkapan, tingkah
laku ikan digunakan untuk menentukan efektifitas alat tangkap. Sedangkan di
bidang budidaya dapat diaplikasikan pada pemberian pakan dan pemijahan.
B. Tujuan Dan
Kegunaan
Tujuan
dari praktik ini adalah:
1. Untuk mengetahu tingkah laku ikan terhadap alat bantu penangkapan yang dioperasikan pada alat tangkap bagan
apung
2. Menganalisis operasi
penangkapan ikan terhadap komposisi hasil tangkapan
Kegunaan dari praktikum Tingkah Laku
Ikan tentang Natural Behavior adalah mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan
tingkah laku ikan yang mendekati cahaya, juga sebagai bahan pembelajaran pada
proses perkuliahan.
II. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Praktek lapang ini
dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 3 April 2016 di Perairan Polewali dengan Fishing Base Desa Tonyaman, Kabupaten Polewali Mandar.
A.
Alat Dan Kegunaan
Adapun alat yang digunakan
pada [raktik lapang tingkah laku ikan, dapat di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktik
B. Metode Praktek
Pengambilan data dilakukan
dengan cara observasi langsung di lapangan dengan mengikuti operasi penangkapan
bagan apung di perairan polman.
Jenis-jenis data yang
diambil adalah sebagai berikut:
1.
Data hasil tangkapan meliputi: jumlah hasil tangkapan setiap hauwling.
2.
Pengukuran data suhu
permukaan laut lokasi bagan.
3.
Data posisi lokasi daerah penangkapan ikan diambil dengan
menggunakan GPS (Global Positioning
Sistem). Setiap posisi yang ditunjukkan pada GPS.
4.
Deskripsi teknis bagan apung.
5.
Data penunjang seperti ukuran kapal, jenis kapal, alat bantu yang
digunakan, serta daerah dan musim penangkapan dilakukan dengan wawancara langsung
dengan nelayan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan
Umum Lokasi Penelitian
Bagan apung yang digunakan selama penelitian adalah alat tangkap yang dioperasikan di perairan polewali fishing base di sekitar rumah warga yang berada di pinggir pantai desa tonyaman, Kabupaten Polewali mandar (030 26’ 59,49” LS dan 1990 21’ 45.46” BT).
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk
sampai ke fishing ground tergantung
dari jarak fishing base ke fishing ground yaitu tempat di letakkanya bagan ap
ung.
Posisi fishing ground (030
28’ 26,99” LS dan 1990 18’
29,81” BT). ditempuh dengan jarak
±7,7 Km. dapat ditempuh sekitar ±45 menit dengan
kecepatan kapal maksimal 10,2 Km/jam. Selama kegiatan pengamatan dilakukan terdapat 2 kali Hauling di perairan Polman.
Gambar 2. Fishing Base Desa Tonyaman Kab. Polewali Mandar
B. Deskripsi
Alat tangkap
1. Kapal bagan apung
Konstruksi kapal bagan perahu yang digunakan di perairan
teluk bone cenderung sama dengan konstruksi kapal bagan pada umumnya.
Kapal yang digunakan selama praktek ada 1 buah masyarakat biasa menyebutnya Lepa-lepa.
Gambar
3. Kapal Bagan Apung
2. Alat tangkap bagan apung
Pada alat tangkap bagan apung dalam pembuatan rangka nya menggunakan kayu lilin. Dan menggunakan drum sebagai media untuk mengapungkan bagan. Pada bagan apung memiliki ukuran panjang (L) = 12 meter, lebar (B) = 11 meter dan Panjang jaring = 11 meter, lebar jaring = 10 meter. Dioperasikan pada kedalaman 15 meter.
Gambar
4. Bagan Apung
C. Deskripsi Alat Bantu Penangkapan Ikan
1.
Lampu
Alat bantu yang di gunakan berupa lampu putih yang
berjumlah 22 buah dan lampu merah 1 buah.
Gambar 5. Lampu Bagan Apung.
2.
Roller
Sebagai alat bantu untuk mengangkat jaring naik dan menurunkan jaring secara perlahan.
Gambar
6. Roller
3.
Serok
Ketika Hauling telah
selesai di lakukan maka ikan akan di kumpulkan ke satu titik dan sero akan
digunakan untuk menaikkan ke atas bagan
Gambar 7. Serok
D.
Pengamatan tilik
pada bagan apung
Pengamatan dilakukan di atas bagan dengan memperhatikan tingkah laku ikan terhadap cahaya, dan pengaruh pengaruh lainnya yang mempengaruhi tingkah laku ikan, terdapat dua faktor ikan mendekati cahaya yaitu karena ikan tersebut bersifat fototaksis sehungga mendekati cahaya, dan adapula yang mendekati cahaya bukan semata-mata tertarik pada cahayanya namun hanya ingin mencari makan di sekitar bagan, dengan tingkah laku berputar-putar di sekitar lampu.
Gambar 8.
Ikan di bawah lampu
E. Teknik
Pengoprasian Alat tangkap
Teknik pengoperasian
bagan adalah sebagai berikut (Takril 2005):
Persiapan menuju fishing
ground 17.30 WITA, tiba pada pukul
18.00 WITA,
biasanya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dan persiapan seperti lampu,
mesin kapal, dan kebutuhan perbekalan operasi penangkapan.
Pengumpulan ikan, ketika tiba di lokasi fishing ground dan hari menjelang malam, pada pukul 18.04 WITA, lampu dinyalakan dan
jaring biasanya tidak langsung diturunkan hingga tiba saatnya ikan terlihat
berkumpul di lokasi bagan atau ingin masuk ke dalam area cahaya lampu.
Setting, setelah menunggu beberapa
jam dan ikan mulai terlihat berkumpul di lokasi penangkapan, maka jaring
diturunkan ke perairan. Proses setting ini berlangsung tidak membutuhkan waktu
yang begitu lama. Banyaknya setting tergantung pada keadaan cuaca dan situasi
hasil tangkapan, serta kondisi perairan pada saat operasi penangkapan.
Perendaman jaring (soaking),
selama jaring berada di dalam air, nelayan melakukan pengamatan terhadap
keberadaan ikan di sekitar kapal untuk memperkirakan kapan jaring akan
diangkat. Lama jaring berada di dalam perairan (perendaman jaring) bukan
bersifat ketetapan, karena nelayan tidak pernah menentukan dan menghitung
lamanya jaring di dalam perairan dan kapan jaring akan diangkat namun hanya
berdasarkan penglihatan dan pengamatan adanya ikan yang berkumpul di bawah
cahaya lampu.
Pengangkatan jaring (lifting),
lifting pukul 20.38 WITA. dilakukan setelah kawanan
ikan terlihat berkumpul di lokasi penangkapan. Ketika ikan sudah berkumpul di
tengah-tengah jaring, jaring tersebut mulai ditarik ke permukaan hingga
akhirnya ikan akan tertangkap oleh jaring.
Brailing, setelah bingkai jaring
naik ke atas permukaan air, maka tali penggantung pada ujung dan bagian tengah
rangka dilepas dan dibawa ke satu sisi kapal, tali kemudian dilewatkan pada
bagian bawah kapal beserta jaringnya. Tali pemberat ditarik ke atas agar
mempermudah penarikan jaring dan lampu dihidupkan lagi. Jaring kemudian ditarik
sedikit demi sedikit dari salah satu sisi kapal ke atas kapal.
Penyortiran ikan, setelah diangkat di atas dek kapal,
dilakukan penyortiran.
F. Reaksi Ikan
Terhadap Cahaya
Hasil Pengamatan membuktikan, reaksi ikan terhadap cahaya
membuktikan berpengaruh terhadap tingkah laku ikan, dari pengamatan
didapatkan terdapat dua faktor ikan
mendekati cahaya yaitu karena ikan tersebut bersifat fototaksis sehungga
mendekati cahaya, dan adapula yang mendekati cahaya bukan semata-mata tertarik
pada cahayanya namun hanya ingin menc sekitarari makan di sekitar bagan, dengan
tingkah laku berputar-putar di sekitar lampu.
G. Komposisi
Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan pada alat
tangkap bagan apung di perairan polwali yaitu:
1.
Ikan Tembang
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella fimbriata
Ikan tembang termasuk jenis ikan pelagis, dengan bentuk tubuh tembang yakni badan memanjang, perut
agak bulat.
Gambar. 9 Ikan Tembang (Sardinella)
Gambar 10. Urat Daging Ikan
Tembang
2.
Ikan Peperek
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Perciformes
Famili : Leiognathidae
Spesies : Leiognathus
spp.
Bentuk badan pipih, mulut dapat ditarik keluar Kepala bagian atas bergerigi.
Gambar
11. Ikan peperek
Gambar 12. Urat daging Ikan peperek
3.
Ikan Teri
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Teleostei
Ordo : Malacopterygii
Famili : Clopeidae
Genus : Stolephorus
Spesies : Stolephorus spp.
Ikan teri termasuk ikan pelagis kecil yang ukurannya hanya 6 – 9 cm, hidup di seluruh perairan pantai indonesia.
Gambar 13. Ikan Teri
Gambar 14. Urat daging Ikan Teri
Jenis ikan yang
dominan tertangkap pada bagan perahu kali ini ialah ikan tembang dan peperek . Kemudian jenis ikan yang lain yang tertangkap pada bagan apung kali
ini terdapat pada tabel komposisi Hasil tangkapan berikut;
1.
Hauling
Pertama
Hauling pertama dilakukan pada
pukul 20.38 WITA dengan koordinat 03° 28' 26,99" LS 119° 18' 29,81"
BT dan suhu sebesar 28° C. Kecepatan arus sebesar 24,2 m/sec. Hasil tangkapan sebanyak
30 kg terdiri dari ikan tembang, peperek, dan teri. Tangkapan dominan adalah ikan
tembang.
Tabel 2. komposisi hasil tangkapan hauling 1
Hasil tangkapan pada hauling 1 dominan ikan tembang dengan perkiraan sebesar 50% dari jumlah keseluruhan, lalu ikan selar peperek 33% dan teri 17%.
2.
Hauling
Kedua
Hauling kedua dilakukan pada pukul
05.22 WITA dengan koordinat 03° 28' 29,81" LS 119° 18' 29,04" BT dan
suhu sebesar 28° C. Kecepatan arus sebesar 9,3 m/sec.
Hasil tangkapan sebanyak 30 kg terdiri dari ikan teri dan peperek..
Tangkapan dominan adalah ikan peperek.
Tabel 3. komposisi hasil tangkapan hauling 2
Hasil tangkapan pada Hauling 2 dominan ikan peperek dengan perkiraan sebesar 83% dari jumlah keseluruhan, lalu ikan teri 17%.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Bagan apung merupakan alat penangkap ikan yang
pengoprasiannya dengan
cara diturunkan ke perairan dan diangkat kembali setelah banyak ikan yang
berada di atas jaring, dengan alat bantu
cahaya dalam
proses pengoperasian bagan apung dapat dipindahkan.
Organisme hidup yang media
hidupnya di air terangsang atau tertarik dengan sinar atau cahaya (phototaxis positif), karena itu ikan
selalu berusaha mendekati sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya, ada 2 peristiwa
yaitu Peristiwa langsung dan peristiwa tidak langsung. Peristiwa langsung:
yaitu ikan-ikan tersebut memang tertarik oleh cahaya lalu berkumpul (phototaxis positif). Peritiwa tidak
langsung; yaitu karena adanya cahaya menjadikan plankton-plankton dan ikan-ikan
kecil berkumpul, lalu ikan-ikan sasaran tangkapan datang mendekat dan berkumpul
dengan tujuan untuk mencari makan berupa plankton atau ikan-ikan kecil
tersebut.
Ikan-ikan yang mendekati cahaya hanya ada dua
kemungkinan, yaitu ikan tersebut memang bersifat fototaksis atau hanya mencari
makanan. Ikan
air kadang-kadang menunjukkan gerakan vertikal ke atas dengan cepat menuju
sumber cahaya (lampu) yang secara tiba-tiba dinyalakan, dan beberapa menit
kemudian ikan akan turun ke bawah sampai pada menyebar.
B. Saran
Semoga praktik
lapang terpadu selanjutnnya menggunakan bagan rambo.
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, M. S. 2011. Tingkah Laku Ikan Hubungannya dengan Ilmu
dan Teknologi Perikanan Tangkap. Lubuk Agung. Bandung.
Fujaya, Yushinta. 2008. Fisiologi Ikan
Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta.
Takril. 2005. Hasil Tangkapan Sasaran Utama dan Sampingan Bagan Perahu di Polewali
Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Bogor: Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. 61 hal.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.