LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
(POROSITAS)
OLEH :
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
KELAS :
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANIDDIN
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang diantara butiran padat tanah yang disebut pori tanah dimana pori tanah di tempati oleh udara dan air. Pada umumnya pori-pori tanah berisi udara , kecuali apabila tanah seluruhnya tergenang air, dan pori-pori kecil berisi air, kecuali apabila tanah dalam keadaan sangat kering. Porositas tanah adalah persentase volume tanah yangb tidak ditempati oleh butiran padat. Porositas sangat bedsar pengaruhnya atau berpengaruh pada nilai bulk density yang diperoleh, maka porositas akan kecil nilainya.
Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu hirison ke horison lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ii di pengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.Berat dari ruang tanah sangat berfariasi dari suatu horizontal kehorizontal lainnya. Sama halnya dengan sifat – sifat tanah, keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.
Sejumlah pori-pori yang terdapat dalam tanah merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui karena pori merupakan ruang yang ditempati oleh air dan udara. Pri tanah merupakan ruang diantara butiran padat. Pada umumnya pori-pori tanah tergenang air serta apabila pori-pori tanah kecil akan berisi air kecuali bila tnah sangat kering.
Susunan butiran tanah merupakan jumlah serta sifat pori. Liat memiliki porositas yang tnggi dari pada pasir. Usuran pori-poripada liat kecil dan dapat menahan air, akan tetapi permeabilitasnya lambat, sebaliknya pasir memilki sedikit pori-porinya tetapi pori-porinya berukuran besar sehingga kurang mampu mnahan air dan drainasenya cepat.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum porositas tanah untuk membandingkan pori pada setiap lapisan .
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini hádala untuk mengetahui porositas tanah pada setiap lapisan serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
Kegunaan dari percobaan ini hádala untuk memberikan pengetahuan tenteng penentuan porositas tanah serta mengetahui bagaimana hubungan porositas tanah dengan kesuburan tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Porositas
Porositas tanah adalah total pori tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati air dan udara atau bagian yang tidak terisi bahan padat. Pori-pori tanah dibedakan menjadi pori makro, pori meso, dan pori mikro. Pada keadaan basa seluruh ruang pori baik makro,meso, dan mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara.(Hakim, 1986).
Ruang pori tanah adalah bagian yang diduki oleh udara dan air. Jumlah ruang pori ini sebagian besar ditentukan oleh sesuatu susunan butir padat atau sub soilpadat. Porositasnya rendah. Jika mereka tersusun tersusun dalam agregat tergumpal yang kerap kali terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang mempunyai kandungan bahan organiknya, maka persatuan volumenya akan tenggi (Buckman dan Brandy, 1982).
Air yang tersimpan atau bertahan dalm pori karena adanya gaya kapiler. Pori-pori bedar yang tidak menahan air dengan gaya kapiler disebut pori nonkapiler atau pori aerasi. Pori-pori kecil yang menahan air dengan gaya kapiler dinamakan pori kapiler atau pori-pori mikro (Pairunan, dkk. 1985).
Inti tanah yang digunakan dalam mengukur kerapatan tidak dapat juga digunakan untuk menentukan ruang pori total. Untuk menentukan ruang pori, inti diletakkan pada susupensi air sampai jenuh dan inti kering oven mewakili volume air yang sama dengan volume ruang pori pada tanah. (Foth, 1994).
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pori-pori kasar berisi air kapiler atau udara. Porositas tinggi apabila bahan organik juga tinggi. Tanah-tanah yang bertekstur granular atau lemah mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah yang bertekstur pasir (Hardjowigeno, 1987).
Tanah dengan struktur remah atau kersai umumnya mempunyai porositas yang besar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Penahan terus menerus terutama pada tanah yang mula-mula tinggi sekali bahan organiknya kerap kali akan mengkibatkan pengurangan pori-pori makro sangat diperlukan untuk gerakan udara dikurangi (Hardjowigeno, 1987).
Tanah dengan butir – butir , baik aerasinya dan memiliki daya pegang air yang tinggi karena kenaikan ukuran pori – pori tanah. Pori –pori tanah ditempati oleh air dan udara dengan perbandingan yang berbeda. Tanah liat mempunyai jumlah pori – pori lebih besar dari jumlah pori – pori pasir, tetapi karena ukuran kecil dan pori – pori dalam tanah liat, air dan udara bergerak melewatinya pelan – pelan. Bila pori – pori kecil dari tanah liat penuh air, kekurangan udara yang sangat penting untuk pertumbuhan akarakan menjadi pembatas ( Hardjadi, 1979 ).
Drainase yang baik pada tanah yang lembab, biasanya ruang porinya besar terisi air, akibatnya ruang pori tersebut dinamakan ruang pori aerase atau mesopori. Pori – pori yang kecil biasanya cenderung untuk terisi air dan umumnya disebut dengan kapiler atau mikropori ( Foth, Dh, 1994 ).
Total pori yang mempunyai makna bahwa tanah berpasir mempunyai aerasi yang kurang baik pada musim hujan, tidak dapat mengalirkan air sehingga cepat menjadi jenuh bila dialiri dan lebih keras bila mengering. Pertumbuhan akar akan menjadi terhambat karena aerasi kurang baik, terjadi bila kadar iar tanah tinggi an kadang – kadang tanah yang tinggi terjadi bila tanah kering ( syarief, s. 1989 ).
2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Porositas Tanah
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. dipengaruhi ole h beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan tekstur tanah. Tanah yang bertekstur ganuler atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi dari pada tanah yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang pori yang di dalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang ganuler memiliki ruang pori tanah yang besar berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga menunjung tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan tingkat pori yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman mudah kering (Hakim, 2005).
Porositas butir pasir tunggal rendah dan sangat berhubungan dengan tekstur.Tanah dengan tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas. Partikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai Particle Density. Tanah dengan struktur Particle Density mempunyai ruang pori sebab ruang-ruang antar partikel tekstur dan antara Particle Density. Tanah permukaan yang berpasir mempunyai volume yang lebih sedikit ditempati oleh ruang pori. Ruang pori total pada tanah berpasir mungkin rendah, tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun daripada komposisi pori-pori yang besar yang sangat efisien dalam pergerakan air dan udara. Pada tanah yang lembab dengan drainase yang baik ruang-ruang pori yang selalu dipenuhi udara, konsekuensinya mereka disebut pori-pori aerase atau makropori. Pori-pori yang kecil selalu cenderung dipenuhi air dan biasanya disebut kapiler (Madjid, 2010).
2.3.2 Hubungan Porositas dengan Kesuburan Tanah
Porositas tanah sangat menentukan penggunaaan tanah tersebut. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur, dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan tekstur gembur mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air. (Hardjowigeno, 2007).
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat Waktu dan
Praktikum Porositas dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 November 2014 di laboratorium kimia tanah, jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian , Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, gelas, silinder, pengaduk, oven, dan ring sampel.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel tanah dan air.
3.3 Prosedur Kerja
- Menghitung nilai bulk density dan partikel density dari sampel tanah (analisa BD dan PD).
- Melakukan pengamatan dan menghitung nilai porositas
Porositas = (1-BD/PD) x 100%
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil
Dari perhitungan nilai dari Porositas pada tanah lapisan I maka diperoleh Hasil sebagai berikut :
Tanah lapisan | Porositas (%) |
Alfisol | 5% |
4.1 Pembahasan
Pada tabel porositas, nilai porositas yang diperoleh pada tanah lapisanAlfisol adalah 5%. Dapat disimpulkan bahwa kandungan bahan organik pada tanah alfisol tinggi sehingga nilai dari porositasnya pun juga tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno, S. (1987) yang mengemukakan bahwa porositas tanah tinggi jika bahan organiknya tinggi pula, tanah dengan struktur granular dan remah mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah dengan strukutr pejal. Tanah dengan struktur pasir mempunyai pori – pori mikro sehingga sulit menahan air.
Pairunan A,K, dkk (1985) juga menambahkan bahwa pengolahan tanah juga sementara dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Olehkarena itu untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah yang minimum.
5.1 Kesimpulan
1. Porositas tanah pada lapisan Alfisol yaitu 5%
2. Hal yang dapat memperbesar porositas adalah dengan banyak tingaknya/ tinggirendahnya bahan organic yang terkandung dalam tanah tersebut.
3. Tanah dengan struktur granular dan remah mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah dengan strukutr pejal.
4. Pengolahan tanah dapat memperbesar porositas tapi dalam jangka waktu yang lama malah dapat memperkecil porositas
5.2 Saran
Sebaiknya laboratorium yang akan digunakan pada saat praktikum sudah dikonfirmasi terlebih dahulu ketersediaannya agar tidak mengganggu jalannya praktikum dan pada saat praktikum sebaiknya para praktikan dapat hadir tepat waktu dan menyimak dengan baik jalannya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Hakim N., M.Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.G. Nugroho, H.M. Soul, M.A. Diha, Go Bang Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasam Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.
Hardjowigono, Sarwono, 1995. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Pairunan, dkk., 1997. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur; Makassar.
Syarif,S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana Press. Bandung
Hardjadi, 1979. pengantar agronomi. Penerbit Gramedia. Jakarta
Lampiran : Perhitungan nilai dari Porositas
Dik :
Nilai pada lapisan I
Nilai BD : 1,151 gr/cm3
Nilia PD : 1,2 gr/cm3
Penye
1 - BD x 100%
f = PD
= 1 – 1,151 x 100%
1,2
= 1 – 0,95 x 100%
= 0,5 x 100%
= 5 %
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.